04 November 2010

Qantas dan puncak dari ketakutan penumpang pesawat terbang

Iman D. Nugroho

Kamis pagi. MetroTV berisik dengan breaking news tentang ledakan yang terjadi di langit Batam. Saksi mata yang diwawancarai televisi itu mendiskripsikan, sebuah pesawat terbang berbadan lebar, meledak di udara.

Social media semacam twitter dan facebook ikut berisik. Bertanya, menduga, berdoa dan gelisah. Apa yang terjadi di langit Batam? "Qantas mas, meledak. Bom?" Komentar seorang kawan di facebookku.

Meski ternyata tidak seheboh yang diperkirakan, apa yang menimpa Pesawat Qantas Airways dari Singapura itu mengingatkan kembali, hal ketakutan tertinggi penumpang pesawat terbang: CELAKA DI UDARA.

Apa yang bisa dilakukan penumpang bila pesawat yang ditumpanginya mengalami trouble di udara, selain mengencangkan seat belt, menegakkan sandaran kursi dan mengembalikan meja pada posisi semula? Tidak ada lain.

"Ya memang tidak ada, selain pasrah," kata Alvin Lie, mantan anggota DPR dari PAN. Alvin dikenal paham dengan dunia penerbangan. "Tapi setidaknya, kita tahu apa yang harus dilakukan," katanya.

Selama ini, banyak orang salah dalam bertindak ketika keadaan darurat. Penggunaan pelampung dalam pendaratan darurat di air, misalnya. Seringkali, banyak orang sudah mengembungkan pelampung ketika masih di dalam pesawat. Hasilnya, sulit bergerak, dan sulit keluar dari pesawat karena berdesakan. Harusnya, pelampung dikembungkan ketika ada di air.
Sent trough BlackBerry®

No comments:

Post a Comment