07 November 2010

Ketika jantung pengungsi laki-laki itu berhenti berdetak,..

Iman D. Nugroho

Kerumunan pengungsi di selasar timur Stadion Maguwoharjo, Sleman, DIY, terbelah. Beberapa pasukan TNI bergerak cepat sambil mendorong ranjang RS berisi tubuh laki-laki tua. Soekiran, terpeleset jatuh di sungai belakang Stadion, dan masuk ke gorong-gorong. Jantungnya bergenti berdetak

Soekiran adalah warga Desa Manggung, Cangkringan, yang sedang mengungsi di Stadion Maguwoharjo. Minggu (7/11) itu, laki-laki setengah baya itu berniat mandi di sungai, lantaran kamar mandi stadion sedang ramai dan harus mengantri. Saat sedang mandi itulah, Soekiran terpeleset, dan jatuh ke gorong-gorong di bawah jembatan.

Pengungsi lain yang mengetahui hal itu segera memberi tahu salah satu pasukan Batalyon, Infranti 403 yang sedang berjaga. Pertolongan pun dilakukan. Saat berhasil diangkat, jantung laki-laki itu sudah berhenti berdetak.

Dokter dari tim Jawa Timur ambil bagian untuk memulihka kondisi Soekiran. Aksi CPR pun dilakukan. Setelah beberapa kali tidak ada reaksi, tim dokter menggunakan alat kejut jantung portable. Tubuh Soekiran tersentak. Tetap tidak ada reaksi. Kembali CPR dilakukan. Kakak Soekiran, Sabat, duduk lemas di kursi pojokan. Dia sibuk mengusap air mata yang terus mengalir.

Dalam kejutan ketiga alat kejut jantung, kembali membuat jantung Soekiran berdetak. "Kita berhasil menyelamatkannya," kata Dr. Boedi Sasotya, anggota tim dokter yang melakukan penyelamatan. Soekiran pun dirujuk ke RS. Dr. Sardjito.

No comments:

Post a Comment