06 June 2010

Lawanlah pelecehan seksual!

Iman D. Nugroho

Kasus pelecehan seksual di bus Trans Jakarta beberapa waktu mengingatkan kembali pentingnya kepedulian pada peristiwa pelecehan seksual. Bagaimana mengatasinya? Beberapa langkah berikut ini mungkin bisa digunakan.



"Aku baru saja dilecehkan, janc*k!" kata seorang perempuan melalui sebuah telepon genggam. Kejadian itu terjadi di sebuah bus antar kota di sebuah kota kecil di Jawa Timur. Dengan cekatan, korban mencaci maki pelaku. Nyali besar itu juga yang menyelamatkan korban dari tindakan pelecehan lebih jauh yang mungkin akan terjadi. Sayang, baik sopir maupun penumpang lain tidak banyak membantu.

Sekedar mengingatkan, pelecehan seksual adalah semua jenis prilaku yang berkonotasi seksual dalam bentuk apapun. Tindakan sepihak ini tidak diharapkan oleh korban. Hasilnya adalah perasaan tidak nyaman pada korban.

Peduli Sekitar

Tidak ada salahnya selalu meningkatkan kepedulian pada lingkungan. Dan selalu bisa membaca, kemungkinan terburuk yang mungkin bisa terjadi. Contoh sederhananya, hindari tempat gelap, sunyi dan jauh dari keramaian. Jangan mudah percaya dengan orang yang tiba-tiba berlaku baik. Sepeti memberi minum, mengajak menginap dan sebagainya.

Dalam hal berpakaian, ada baiknya juga diperhatikan. Memang, pakaian bukan alasan untuk dilecehkan, namun, selalu menggunakan baju yang menutup wilayah-wilayah yang mudah dijangkau pelaku pelecehan, juga penting. Pakaian juga diusahakan mudah digunakan untuk berlari, dan bebas bergerak untuk mengadakan perlawanan pada pelaku.

Bila berada di kendaraan umum, pilihkan posisi yang "aman". Bisa di dekat pintu atau di tempat-tempat yang mudah melakukan pengawasan sekitar. Begitu juga bila di dalam taksi atau angkot, usahakan selalu peduli dengan sekitar.

Apa yang harus dilakukan bila berada dalam situasi dilecehkan? Tegas adalah kata kuncinya. Kalau perlu, buatlah keributan dengan teriak atau mencaci maki. Hal itu bisa menciutkan nyali pelaku. Setelah itu, pindahlah ke tempat lain yang lebih terbuka dan ramai. Secara psikologi, hal itu akan membuat pelaku berpikir ulang untuk melanjutkan aksinya.

Tindaklanjut

Selalu tanamkan pada diri sendiri, anda harus melawan dengan menindaklanjuti perbuatan pelecehan seksual. Buatlah catatan apa, siapa, kapan, dimana, mengapa dan bagaimana peristiwa itu terjadi. Ini penting untuk pelaporan pada polisi atau aparat keamanan lain.

Jangan khawatir dengan masalah hukum. Memang polisi kadang tidak selalu bisa merasakan apa yang dirasakan korban atas pelecehan seksual. Tapi, secara hukum korban dilindungi pasal-pasal di KUHP. Yakni pasal pencabulan, pasal penghubung pencabulan, pasal kesopanan dan pasal persetubuhan di bawah umum. Intinya, secara hukum, korban memiliki hak untuk melawan.

Bila sampai menyebabkan perkosaan, jangan hanya diam dan "menyerah". Segera melapor ke polisi dan mintalah di visum. Jangan dulu mandi atau membersihkan diri. Hal itu akan menghilangkan barang bukti. Simpan semua barang-barang yang mungkin bisa menjadi barang bukti.

No comments:

Post a Comment