20 January 2009

Polisi Madura Menangkap Pelaku Black Campaign

Iman D. Nugroho, Bangkalan, Madura

Polisi Bangkalan menangkap satu orang pelaku black campaign kandidat calon Gubernur, Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono (Kaji), Selasa (20/1) dini hari. Pelaku ditangkap saat menempelkan selebaran bergambar pasangan Kaji dengan background bergambar salib. "Hingga saat ini pelaku masih diperiksa, bila bersalah terancam hukuman maksimal 1,4 tahun," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Bangkalan, Sulaiman, Selasa.


Berdasarkan informasi sementara yang didapatkan polisi, tersangka bernama Syaiful Anwar, 48 melakukan penempelan gambar Kaji di depan Pondok Pesantren KH. Abdullah, kawasan Demangan, Kota Bangkalan. Saat ditangkap, Syaiful membawa 16 lembar poster. "Tersangka mengaku diperintah oleh dua orang yang tidak dikenalnya untuk menempelkan poster-poster itu dengan bayaran Rp.20 ribu," jelas Sulaiman.

Syaiful adalah warga Bangkalan yang sehari-hari bekerja sebagai pengendara becak. Polisi menduga, Syaiful hanya orang suruhan yang tergiur uang Rp.20 ribu tanpa mengetahui efek dari tindakan yang dilakukan. "Karena itu, masih kita cari siapa orang yang menyuruh Syaiful melakukan tindakan itu," kata Sulaiman.

Aksi black campaign tidak hanya dialami pasangan Kaji, kandidat lain, Soekarwo-Syaifullah Yusuf atau Karsa, pun mengalami hal yang sama. Melalui rubrik Laporan Khusus media Duta Masyarakat dimuat besar-besar berita tentang hubungan Soekarwo dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Bahkan, di dua lembar koran itu juga memuat lembaran Kejaksaan Negeri Madiun yang menjelaskan hubungan anggota Barisan Tani Indonesia (BTI) Kartodiharjo yang tidak lain adalah ayah dari Soekarwo.

Ironisnya, koran Duta Masyarakat yang terbit pada 18 Januari 2008 itu diborong oleh salah satu tim sukses kandidat, dan diedarkan secara gratis. "Ini adalah bukti kongkret tentang keterlibatan Soekarwo, kami hanya menunjukkan bukti, agar masyarakat tidak salah pilih," kata H.M Afif Nur, salah satu Tim Sukses Kaji pada The Jakarta Post. Di kantor Afif Nur sendiri tertumpuk ratusan koran Duta Masyarakat yang digratiskan.

Ketua Panitia Pengawas (Panwas) Bangkalan, Mathur Khuzaini menyesalkan adanya pihak-pihak yang menggunakan isu ideologi komunis dan agama dalam coblosan ulang pilgub ulangan di Madura. Apalagi, bagi masyarakat Madura, dua hal itu sangat peka dan menyulut keributan. "Bagi masyarakat Madura, komunis dan isu agama sangat rentan menyulut keributan," kata Mathur pada The Post.

Meski demikian, Mathur tidak bisa menilai penggunaan isu itu sebagai sesuatu yang melanggar peraturan pilkada. Karena syarat-syaratnya tidak terpenuhi. Dalam kasus Kaji dan tanda salibnya misalnya, adalah poster dukungan Partai Damai Sejahtera (PDS) pada Kaji. "Sementara dalam kasus Karsa yang dimuat di Duta Masyarakat dalam bentuk berita, sudah disertakan pula bantahan dari pihak Karsa," jelas Mathur. Meski demikian, Panwas Bangkalan akan tetap menjadikan dua hal itu sebagai tanda-tanda naiknya suhu politik yang patut diwaspadai.

Rabu (21/1) ini, akan digelar pilkada gubernur ulangan di Kabupaten Bangkalan dan Sampang. Hal ini dilakukan atas keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menilai ada kecurangan dalam pelaksanaan pemilihan gubernur Jawa Timur di Madura. Khususnya di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang.

teks foto: Pasukan Brimob Polda Jatim sedang memeriksa mobil yang masuk ke Pulau Madura melalui Pelabuhan Kamal, Bangkalan.

No comments:

Post a Comment