26 June 2008

Ethanol Sebagai Pengganti Minyak Tanah

Press Release

Satu lagi karya ITS dikenalkan kepada masyarakat yaitu Kkmpor berbahan bakar ethanol. Ethanol yang selama ini dikenal sebagai bahan minuman beralkohol dan juga bahan campuran kosmetik dan parfum dapat diubah menjadi bahan bakar pengganti minyak tanah.


Bahkan, tingkat efisiensi ethanol dibandingkan dengan minyak tanah cukup jauh. Satu liter ethanol setara dengan sembilan liter minyak tanah. ”Kami sudah bandingkan dan ternyata hemat sekali,”papar peneliti ethanol ini Ir Sri Nurhatika, MP. Apalagi, cara pembuatan ethanol ini cukup mudah.

Menurut dosen Biologi ITS ini, ethanol dapat dibuat dari bahan yang mengandung karbohidrat. ”Apapun bisa asal ada kandungan karbohidratnya dan pati,”ujarnya. Dalam percobaannya, perempuan yang akbar disapa Ika ini menggunakan ketela raksasa, atau yang lazim disebut masyarakat Jawa sebagai telo gendruwo

Alasannya, selain tingkat karbohidratnya tinggi, ketela ini tidak dapat dikonsumsi karena beracun. Namun, Ika menegaskan bahan selain ketela pun dapat dimanfaatkan. ”Pokoknya manfaatkan saja limbah yang masih ada karbohidratnya,”jelasnya. Ika mencontohkan, ethanol ini di Bekasi dapat dibuat dari limbah kulit kacang koro, sementara di daerah Kediri dapat menggunakan limbah tahu. ”Kami juga sedang mengincar Probolinggo karena disana banyak sekali tetes tebu,”tambahnya.

Proses pembuatannya pun cukup sederhana. Ketela ataupun bahan-bahan lain tersebut dihaluskan, lalu direbus. Kemudian ditambahkan enzim amylase dan diberi ragi. ”Untuks ementara ini, ragi tape biasa pun bisa digunakan. Tapi kami sedang mengkaji lebih lanjut ragi khusus untuk ethanol ini,”lanjutnya.

Larutan ini didiamkan selama 3-4 hari agar proses fermentasi berjalan. Setelah itu, ethanol akan dihasilkan. ”Tapi kadar ethanol ini masih 90 persen. Sementara untuk kompor kami membutuhkan kadar ethanol sebesar 95 persen,”ujarnya. Untuk menaikkan kadar ethanol ini perlu ditambahkan batu kapur.

Ini perlu dilakukan sebab ethanol dengan kadar dibawah 95 persen masih mengandung Pb (timbal). Sedangkan ethanol untuk bahan bakar kompor ini harus bebas dari Pb. ”Kalau ada Pb-nya bisa meledak, makaya harus bersih dari Pb,”lanjutnya.

Selain itu, kompor yang digunakan pun bukan kompor untuk minyak tanah. Korpor ethanol ini khusus dirancang untuk bahan bakar ini. ”Kami bekerjasama dengan koperasi Manunggal Sejahtera untuk produski kompornya, ini kompor tanpa sumbu,”jelasnya.

Keunggulan bahan bakar ethanol ini selain lebih ekonomis juga terbukti tanpa jelaga. Namun, pemanasan ethanol diakui Ika lebih lama dibandingkan minyak tanah. ”Untuk memasak mie, kompor minyak tanah membutuhkan waktu 10 menit. Sedangkan kompor ethanol 2-3 menit lebih lama,”imbuhnya.

Ika mengungkapkan, ITS juga sudah mengandeng beberapa jurusan untuk mengembangkan produk ini. Seperti Teknik Mesin, Kimia, dan juga desain produk. ”Mereka bertugas mengembangkan sesuai dengan kapasitas mereka masing-masing.

Kompor berbahan bakar ethanol ini sudah diuji cobakan ke 4000 titik di Jakarta. Hasilnya cukup memuaskan. ”Kami ajari cara bikin bahan bakarnya hingga ke penggunaannya,”lanjutnya. Dengan keberhasilan ini, awal November nanti giliran Jawa Tengah yang akan menjadi daerah uji coba, kemudian menyusul Surabaya.

Khusus untuk Surabaya, Ika sedang menguji beberapa sampah yang dapat dijadikan sebagai bahan bakar ethanol. ”Kami cari sampah yang masih punya karbohidrat,”ujarnya. Targetnya ke depan, 50 persen pengguna minyak tanah akan beralih ke ethanol ini. Sehingga tidak perlu lagi menggantungkan diri pada ketersediaan minyak tanah. ”Nggak perlu lagi antri minyak tanah. Masyarakat bisa bikin sedniri bahan bakar,”pungkasnya.

No comments:

Post a Comment