31 August 2006

Menteri KLH Rachmat Witoelar: Air Lumpur Tetap Akan Dibuang ke Laut



Menteri KLH Rachmat Witoelar saat membantu pembangunan pilot project bangunan menggunakan lumpur Lapindo Brantas Inc.
 

Meski mendapat tentangan masyarakat, rencana pembuangan air lumpur yang tersembur di Kecamatan Porong, Sidoarjo ke laut tetap akan dilakukan. Dengan satu kondisi air itu harus bebas dari zat berbahaya dan sudah melalui sistem pemisahan air dan lumpur atau water treatment yang akan dibangun di sekitar luapan lumpur. Hal itu dikatakan Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) Rachmat Witoelar di Sidoarjo (31/08) ini. "Rencana pembuangan air lumpur ke laut tetap akan dilakukan, setelah melalui water tratment dan sudah diteliti oleh KLH," kata Rachmat Witoelar. Penelitian yang dilakukan KLH, kata Rachmat Witoelar, termasuk meneliti kandungan zat-zat yang ada di dalam air yang akan dibuang ke laut itu. "Artinya, KLH memutuskan untuk membuang air ke laut, hal itu berarti air itu sudah bebas dari zat-zat berbahaya," kata Rachmat. Dalam kesempatan itu Menteri KLH Rachmat Witoelar menegaskan bahwa keputusan pemerintah soal pembuangan lumpur ke laut itu akan terus dilakukan meskipun beberapa masyarakat menolak rencana itu. "Masyarakat yang menolak itu tidak jelas apa yang ditolak," kata Rachmat tegas. Menyangkut adanya pembuangan lumpur ke wilayah Mojokerto, menurut Rachmat Witoelar hal itu tindakan yang tanpa izin dan akan dihentikan. Diperkirakan, proses pembuangan air lumpur ke laut itu akan dilakukan enam bulan bulan mendatang, menunggu proses pembangunan water treatment dan waduk-waduk lumpur di sekitar lokasi semburan lumpur panas yang diperkirakan akan seluas 340 ha. Hal yang masih perlu dipersiapkan lagi kata Rachmat adalah membangun waduk-waduk untuk menampung lumpur padat setelah airnya dipisahkan. Hingga saat ini, jumlah lumpur panas yang keluar dari semburan milik PT. Lapindo Brantas Inc itu sejumlah 4 juta m3. Persiapan waduk-waduk lumpur padat sebagai bagian dari hasil proses pemisahan itu sepenuhnya diserahkan kepada Pemerintah Kebupaten Sidoarjo. Apalagi ada rencana lumpur padat itu akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan batu bata, genting dan bahan bangunan lain secara massal. "Tempat-tempat waduk lumpur padat hasil pemisahhan air dan lumpur itu kita serahkan kepada Pemerintah Kabupaten Sidoarjo," kata Rachmat Witoelar. Bahan bangunan yang dibuat dari lumpur Lapindo itu menurut Menteri KLH Rachmat Witoelar aman dan kuat. Dan itu sudah melalui penelitian dari beberapa peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan beberapa lembaga penelitian lain. "Yang berbahaya itu ketika masih dalam bentuk cair dan belum dipisahkan, kalau sudah padat, sepenuhnya aman," kata Rachmat Witoelar. Dalam kunjungannya ke Sidoarjo Rachmat Witoelar sempat berpartisipasi dalam proses pembangunan pos satpam sebagai Pilot Project Micro Beton Lumpur Panas Lapindo di Lokasi Pengungsian Pasar Besar Porong, Sidoarjo. Tangan Rachmat sempat belepotan ketika memasukkan lumpur olahan itu ke dalam tembok yang dibangun. "Ini adalah bukti bahwa lumpur yang sudah diolah tidak bebahaya, kita harus keluar dari ketakutan lumpur berbahaya ini," katanya. Sementara itu Bupati Kabupaten Sidoarjo Win Hendrarso mengungkapkan pemerintah Kabupaten Sidoarjo akan mempersiapkan waduk-waduk pembuangan lumpur. Waduk-waduk itu akan dibangun di daerah Sidoarjo. "Kemungkinan waduk-waduk itu akan dibangun di Kecamatan Jabon, Kecamatan Tanggulangin dan Desa Siring," kata Win ketika mendampingi Rachmat Witoelar. Bupati Win mengatakan, hal itu adalah upaya paling mendesak yang akan dilakukan, disamping upaya lain yang muaranya menyamatkan warga desa yang terancam.

No comments:

Post a Comment