20 June 2006

Masyarakat Korban Lumpur Panas Mulai Kasar Pada Wartawan



Berbagai kesulitan yang dialami warga yang menjadi korban lumpur panas di Sidoarjo meningkatkan emosi warga. Wartawan pun kena dampaknya.

Masyarakat korban lumpur panas Porong, Sidoarjo mulai berlaku kasar pada wartawan yang meliput bencana di sekitar pengeboran PT. Lapindo Brantas Inc itu. Beberapa wartawan sempat diusir oleh beberapa orang yang mengaku warga setempat. Prilaku tidak mengenakkan itu dialami oleh Iwan Manaf (RCTI), Ilyas (Global TV), Sandy (ANTV), Budi Sugiharto (Detik.com) dan Witanto (Berita Jatim.com).

Iwan Manaf mengatakan, tindakan pengusiran itu dialaminya ketika akan meliput lumpur panas yang masuk ke wilayah Kedung Bendo, Minggu (18/06) lalu. Ketika Iwan dan kameramen akan mengambil gambar, salah satu warga desa setempat mendatangi dan mengusirnya. "Sudah, pergi sana tidak usah menggambil gambar!," bentak salah watu warga itu seperti ditirukan Iwan.

Ketika diajak berdialog oleh reporter RCTI ini, warga yang marah itu malah mengancam akan membanting kamera. Hal yang sama juga dialami oleh Ilyas (Global TV) dan Sandy (ANTV) di tempat yang sama. "Kita sudah sering dishooting, tapi tidak ada perubahan berarti, sudah pergi sana, kalau tidak akan saya banting kamera itu!" bentaknya.

Wartawan BeritaJatim.com, Witanto dan Detik.com Budi Sugiharto mengalami kejadian serupa. Hanya saja tempaknya di jembatan layang Desa Siring yang mengarah langsung ke lokasi lumpur panas. Ketika itu Witanto dan Budi Sugiharto yang akan melintas di jembatan layang itu langsung diusir tanpa alasan. "Sudah tidak usah banyak alasan, kembali saja!" katanya.

Meningkatnya emosi warga tiga desa mulai meningkat ketika akhir pekan lalu hampir terjadi bentrokan warga Balung Kenongo dan Kedung Bendo Sidoarjo. Karena dipicu oleh pro kontra pembongkaran tanggul yang menahan lelehan lumpur panas itu. "Ada baiknya wartawan tetap bersabar dan mencoba berempati dengan warga yang kini menjadi korban," kata Iwan Manaf.

No comments:

Post a Comment