08 February 2015

IBU, BAYI DAN SEKILAS CERITANYA

Saya shock dengan video ini. Dari pengalaman saya, inilah video paling mengenaskan dari sebuah proses kelahiran.

Bagaimana seorang bayi, terlahir ketika ibunya berada di kursi roda yang sedang berjalan.

Jelas, bayi yang beberapa detik sebelumnya berada di dalam perut itu meluncur dari atas kursi, menghantam lantai.

Simak saja video yang diupload oleh akun Youtube bernama NewsClipsTV247 ini.

13 December 2014

BPJS, DAFTAR DULU, AWASI KEMUDIAN



Sebuah diskusi dengan seorang kawan tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di pertengahan Desember 2014, menyeret kembali ingatan saya pada aktivitas liputan di Komisi IX DPR, pada 2009-2010. Ketika itu, komisi yang membawahi urusan kesehatan, transmigrasi dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) itu sedang khusus membicarakan persoalan BPJS.

01 October 2014

NGOCEH CUK | MENDENGKUR MAUT


Kawan saya ini memiliki dengkuran yang luar biasa. Mungkin dia terlalu lelah bekerja. :)))

03 August 2011

Apa kita ingin seperti AS?



Di film Sicko ini, tergambarkan, betapa masyarakat AS sengsara karena tidak memiliki jaminan sosial, semacam Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang kini sedang diperjuangkan di Indonesia. Apakah kita ingin seperti masyarakat AS yang sengsara karena tidak memiliki BPJS?

Iman D. Nugroho

29 July 2011

Fraksi Demokrat menolak, sia-sia perjuangan perawat?



Tiga anggota Fraksi Partai Demokrat DPR tidak setuju bila perawat memiliki posisi sederajat dengan dokter. Simak saja pendapat tiga anggota Fraksi Partai Demokrat, Dinajati, Dhiana Anwar dan Subagyo saat berdialog dengan mahasiswa keperawatan usai pertemuan dengan Komis IX belum lama ini. Beberapa perkataan tidak jelas lantaran persoalan teknis.

08 July 2011

"Salah sendiri mereka malas dan miskin!"

Asuransi sosial pertama di Indonesia sedang diupayakan untuk dibangun. Di media, berita tentang hal ini tenggelam. Bahkan, masyarakat yang mengetahui hal ini pun terbagi. Sebagian merasa penting membantu orang miskin, sebagian lagi justru menyalahkan orang miskin. "Salah sendiri mereka malas dan miskin," kata salah satu penolak asuransi sosial bernama BPJS itu.

06 May 2011

Bukti seks menyehatkan,..

Ini adalah beberapa manfaat seks yang perlu untuk terus disosialisasikan.  Karena seks juga sangat berpengaruh pada kesehatan. Hmm,.. masa sih?

03 May 2011

Kehebatan minuman cola

Minuman cola memiliki kehebatan yang tidak dimiliki minuman jenis lain. Tulisan ini sempat muncul di BBM.

1. Untuk membersihkan toilet: Tuangkan sekaleng cola ke dalam toilet. Tunggu sejam, kemudian siram sampai bersih. Asam sitric dalam cola menghilangkan noda-noda dari keramik.

02 May 2011

Pertolongan pertama untuk serangan stroke

Penanganan yang keliru pada penderita stroke, membuat kondisi memburuk. Ada satu cara yg sangat mudah utk menolongnya. Bukan saja dapat menolong dan juga tak memiliki efek lain. Yang harus diingat, stroke menyebabkan pecahnya pembuluh darah sedikit demi sedikit.

31 March 2011

Stop penggunaan handuk dan sisir bergantian!

Bagi Haris Maulana (17), menjalani perawatan wajah di klinik ternama merupakan pengalaman pertamanya. Seumur hidup, baru kali ini, anak panti asuhan KH. Ahmad Dahlan ini menikmati yang namanya facial. “Jangankan perawatan di klinik, untuk perawatan wajah sendiri saja saya nggak seberapa peduli,” ujar Haris sebelum menjalani pemasangan masker peel off.

08 March 2011

Lintah dalam masakan kangkung

Suka kangkung, petis kangkung, kangkung tumis, dll, yang berkaitan dgn kangkung? Mungkin cerita ini dapat menjadi pertimbangan bagi anda ketika hendak makan kangkung. Tolong baca pelan-pelan.

23 February 2011

Inikah merk susu formula berbakteri itu?

Rabu (23/2) ini, Komisi IX menggelar rapat kerja bersama Institut Pertanian Bogor (IPB), Kementrian Kesehatan RI (Kemenkes), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan Kepala Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI). Rapat ini merupakan kelanjutan rapat pekan lalu, untuk membahas tentang susu formula berbakteri. Dalam rapat yang lalu, Komisi IX "gagal" mendapatkan daftar susu formula berbakteri, karena IPB tidak bersedia untuk memberitahukan nama-nama produk susu yang ditelitinya itu. Apakah list di bawah ini daftar susu yang dimaksud?

18 February 2011

Dry Ice bisa sangat berbahaya

Bisa jadi, ini bukan hal baru. Namun penting untuk diingatkan lagi betapa berbahayanya dry ice atau es kering yang biasanya digunakan untuk mengawetkan makanan dingin seperti ice cream.


Informasi yang belakangan kembali beredar melalui pesan pendek ini agaknya penting untuk dibaca. Ingatkah ketika kita membeli ice cream dalam jumlah banyak, maka pihak toko akan memberikan dry ice dan ditempatkan di sekitar ice cream agar ice cream yang dibeli tidak cepat meleleh.

Seseorang mengaku, hal yang sama itu yang dialaminya. Sebungkus besar ice cream plus dry ice-nya, ditempatkan di kursi belakang (bukan di bagasi). Saat mulai mengemudi, jendela tertutup dan AC pun dinyalakan. Segera setelah itu, tiba-tiba mengalami kesulitan bernapas dan semakin buruk dalam beberapa menit.

Dalam kemacetan lalu lintas itu, di driver hampir pingsan. Dengan susah payah ia membuka kursi kaca, menghirup udara bebas dan berusaha mencari pertolongan. Beruntung, ada ambulans yang juga sedang terkena macet. Paramedis yang ada di ambulan memberikan pertolongan dengan oksigen.

Apa yang sebenarnya terjadi? Dry ice terbuat dari CO2. Saat proses fisika terjadi, dry ice itu meleleh dan menjadi gas CO2, tanpa meninggalkan tanda basah. CO2 lebih mudah diikat dalam darah dan mengisi ruang mobil bersama dengan sirkulasi udara serta menyebabkan mahluk hidup yang ada di sekitar itu keracunan CO2.

Jadi, bila memang harus menggunakan dry ice, hendaknya tidak berada di ruang tertutup. Karena sangat berbahaya | endar

10 February 2011

Laporkan kasus "Jarum Suntik Rame-Rame" ke Menkes

Iman D. Nugroho

Kasus jarum suntik rame-rame untuk anak SD, memunculkan kepedulian dari berbagai pihak. Salah satu masukannya adalah melaporkan kejadian itu ke polisi, Dinas Kesehatan Daerah, Departemen Kesehatan dan Departemen Pendidikan Nasional.


Masukan yang tertuang pada comment link berita Jarum Suntik Rame-rame | klik di sini | di status Facebook penulis itu kebanyakan dari jurnalis dan public relation yang peduli dengan persoalan kesehatan. "Harus diteruskan kepada Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan Daerah, dan Departemen Pendidikan Nasional!," tulis LIZ, salah satu kawan penulis.

LIZ bahkan meminta untuk memforward tulisan asli yang dikirim ke penulis untuk diteruskan kepada bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Kementrian Kesehatan RI. Sementara rekan lain, HDL, mengusulkan untuk melaporkan peristiwa ini ke polisi. Selain itu, dia juga mengingatkan filter alat cuci darah yang tidak jelas regulasinya.

"Atau layanan opsional untuk darah yang mau ditransfusikan ke pasien? Sekali lagi, isu menyebalkan. Sehat hanya hak yang berekonomi kuat!" tulisnya.

Senada, rekan DA asal Medan memperkirakan, banyak sekolah yang selama ini telah menjalin kerjasama dengan laboratorium dengan alasan memeriksa sample darah anak-anak sekolah, juga perlu dicermati. "Padahal tujuannya belum tentu jelas untuk apa," katanya sekaligus menduga modus serupa terjadi di Medan, Sumatera Utara.

Satu jarum, rame-rame untuk anak SD?

Tulisan kiriman kawan berinisial NO ini pantas untuk disimak. Dengan terbuka, NO menceritakan tentang adanya beberapa laboratorium di Gresik Jawa Timur yang bersikukuh untuk menggunakan satu jarum suntik untuk lima orang. Ironisnya, jarum suntik itu digunakan untuk mengambil darah anak-anak SD dalam sebuah proses kerjasama pemeriksaan golongan darah.


"Ini ada laboratorium di daerah Gresik yang menawarkan kerjasama dengan sekolah, untuk pemeriksaan golongan darah, namun prosedurnya, pengambilan darah menggunakan satu jarum untuk dipakai sampai lima orang," tulisnya.

Info itu, menurut NO diperoleh setelah dirinya menelepon laboratorium yang dimaksud. NO penasaran. Karena sejauh yang dia tahu, satu jarum suntik hanya diperuntukkan bagi satu orang. Secara terbuka NO juga memberikan nama dokter dan laboratorium itu lengkap dengan alamatnya di Gresik, Jawa Timur.

NO sudah berusaha untuk menyampaikan hal tentang 1 jarum suntik perorang pada laboratorium yang dimaksud, namun justru dibalas dengan makian dan olok-olok. "Dia bahkan mengancam akan memperkarakan ini ke polisi," tulisnya.

NO mendorong siapa saja yang peduli dengan dunia kesehatan untuk melakukan investigasi. Juga kepada Dinas Kesehatan setempat untuk kembali menertibkan penggunaan jarum suntik. Bagaimana dengan dokter anda? Apakah menggunakan jarum suntik dengan cara massal?

Berita terkait:
Usulan dilaporkan ke polisi.

06 February 2011

Ayo siap-siap untuk mati mendadak,..

Oleh: Iman D. Nugroho

Apa yang dialami Adjie Massaid, meninggal mendadak, jelas bisa menimpa siapa saja. Umur, adalah sesuatu yang misterius. Sudah siapkah kita meninggal mendadak?


Secara pribadi, kita harus berpikir untuk mati kapan saja, di mana saja, dalam situasi apa saja. Coba kita lihat lagi, apa yang membuat kita tidak bisa mati kapan saja. Rumah tempat kita hidup, berada di tanah Indonesia yang terletak di ring of fire gunung berapi.

Jajaran gunung berapi itu membentang, dan memutari kita dari Aceh sampai Papua. Dan secara geografis, kita juga berada di patahan bumi. Bila patahan itu bergeser, akan menyebabkan tsunami. Ingat tsunami Aceh yang menyebabkan 150 ribu orang meninggal dunia.

Untuk yang hidup di kota besar, kemungkinan untuk mati mendadak sangat besar. Kecelakaan kendaraan bermotor menjadi salah satu penyebab terbesar. Taruhlah kata, anda pemakai kendaraan umum. Angkutan kota, bus umum, ojek dll. Apakah tidak ada kemungkinan kecelakaan? Dengan budaya berkendara yang ada di Indonesia?

Kalau kita berhati-hati, dala mengendarai kendaraan pribadi, bagaimana dengan orang lain? Apakah mereka berhati-hati juga? Belum lagi soal serangan jantung.

Nah, tidak ada salahnya kita mempersiapkan diri bila kita mati mendadak. Bagi saya, yang paling utama adalah mempersiapkan orang terdekat kita. Keluarga, pasangan, teman-teman dll. Janganlah tabu membicarakan kemungkinan mati mendadak dengan mereka.

Kata kuncinya hanya satu, orang-orang terdekat itu sudah siap bila kita tinggal sewaktu-waktu (baca: mendadak). Secara psikologi dan ekonomi. Dua hal itu paling penting. Setidaknya, ketika kita mati mendadak, orang terdekat sudah siap menghadapinya.

Setelah itu, mereka masih bisa "hidup". Tidak untuk selamanya, tentu, namun untuk mempersiapkan mereka bangkit kembali secara ekonomi, dan melanjutkan hidup mereka.

Satu lagi. Ini sangat personal. Yakni, kehidupan setelah kita mati. Untuk anda yang beragama, dan yakin dengan agama anda, tak ada salahnya untuk well,..mengingat lagi jalan hidup yang diajarkan agama anda.

Dan untuk yang tidak beragama, setidaknya, tetap punya ukuran-ukuran menjadi orang baik.

Selamat "bersiap-siap"!

05 February 2011

Belajar dari Adjie Massaid yang meninggal mendadak

Pesan berantai ini banyak menyebar di Blackberry Messanger (BBM). Dengan memakai judul "Belajar dari meninggalnya Ida Kusumah (selebriti) dan Adjie Massaid (politisi/selebriti)," pesan ini sangat penting untuk disosialisasikan.


Pesan itu berisi pertolongan pertama pada serangan jantung. Sebut saja, saat pukul 17:23, setelah sibuk kerja seharian, kita sedang dalam perjalanan pulang dengan mengendarai mobil sendirian. Tiba-tiba, merasakan sakit yang teramat tersangat di dada dan mulai menjalar ke lengan dan dagu.

Tetapi jarak ke rumah sakit terdekat kira-kira masih 5 Km. Lebih celakanya, kita tidak tahu apakah kita mampu bertahan sampai sejauh itu. Saat sendirian, kena serangan jantung, bagaimana cara pertolongan pertamanya?

Ketika seseorang terkena serangan jantung, maka jantung tidak dapat berdenyut normal. Ada dorongan untuk pingsan. Hanya ada waktu kurang lebih 10 detik, sebelum hilang kesadaran dan pingsan. Jika di sekitar tidak ada orang lain yang memberi pertolongan pertama, penderita harus memanfaatkan 10 detik yang singkat ini, dan berusaha menolong dirinya sendiri.

Jangan panik. Usahakan terus batuk-batuk dengan sekuat tenaga. Setiap kali sebelum batuk, tarik napas dalam-dalam, kemudian batuklah dengan kuat-kuat, dalam-dalam dan panjang-panjang. Seperti hendak mengeluarkan dahak yang berada dalam dada.

Selang dua detik, harus tarik napas sekali dan batuk berkali-kali. Hingga pertolongan tiba. Atau terasa denyut jantung sudah normal, baru boleh beristirahat.

Napas dan batuk-batuk bertujuan untuk memasukkan oksigen ke dalam paru-paru. Batuk juga berfungsi menekan jantung, agar aliran darah bersikulasi. Menekan jantung juga dapat membantu denyut jantung kembali normal. Pertolongan cara ini maksudnya, agar penderita mempunyai kesempatan untuk pergi ke Rumah Sakit.

Hal ini penting diketahui. Jangan dikira bila berumur kurang dari 30 tahun, tidak mungkin dapat serangan jantung. Siapa tahu dengan menyalurkan hal ini, anda ikut membantu sesama. (idn)

18 January 2011

Mengapa tidak boleh beritakan sakitnya Menkes?

Oleh: Iman D. Nugroho

Sakit kanker paru-paru Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Sedyaningsih tiba-tiba menjadi penting. Dengan alasan etika, pengungkapan sakitnya Menkes oleh media massa, justru menempatkan media sebagai pihak yang bersalah. Mengapa ini tidak berlaku untuk orang lain?


Ketika mantan Presiden RI alm. Soeharto sakit misalnya. Koran Tempo menuliskan dalam laporannya | Silahkan klik di sini | Sama halnya dengan Kompas yang menyajikan sakitnya Soeharto sebagai pemberitaan pada 6 Januari 2008. Seingat saya, mayoritas orang menganggap pemberitaan itu hal yang wajar. Orang yang mengingatkan media untuk tidak mempolitisasi sakitnya soeharto, justru dipandang miring dan dicibir sebagai kroni.

Berangkat dari pemberitaan sakitnya Soeharto itulah, orang kemudian membanding-bandingkan penanganan Soeharto dan Soekarno dalam keadaan sakit. Ada aroma ketidakadilan. Mengapa Soeharto bisa diperlakukan istimewa di RSPP, Jakarta, dengan keluarganya mengelilingi, sementara Soekarno dibiarkan sendiri. Pihak keluarga yang ingin mendekat pun tidak boleh.

Komentar tokoh pers Atmakusumah Astraatmadja di Kompas.com menarik untuk disimak. Atma justru memandang pemberitaan sakitnya Soeharto adalah hal yang baik dalam hal pemenuhan informasi masyarakat. Apalagi, saat Soekarno sakit pada bulan Juni 1970, media sangat susah mendapatkan keterangan.

Harian Indonesia Raya, kenang Atma, memberitakan tentang sakit Soekarno pada edisi 18 Juni 1970, dengan judul "Soekarno Sakit Keras." Pemberitaan terus dilakukan hingga Soekarno wafat pada tanggal 22 Juni 1970.

ETIKA DOKTER

Dalam sebuah wawancara dengan Menkes Endang, tertangkap kesan penyayangan pengungkapan penyakitnya. Apalagi, tanpa persetujuan darinya. Sikap ini mengingatkan kembali Pasal 12 Kode Etik Kedokteran Indonesia yang tertulis: Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia. | Kode Etik selengkapnya |

Memang, dalam pasal itu, dokter yang disebut-sebut telah 'membocorkan' penyakit Menkes Endang, bisa dinilai bersalah. Tapi, jangan lupakan Pasal 8 dalam kode etik yang sama. Tertulis: Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya.

Nah! Bagaimana bila kepentingan masyarakat (yang lebih luas) yang menjadi dasar pembocoran penyakit itu. Karena dalam sengketa pembocoran penyakit Menkes Endang, ada kepentingan masyarakat yang sudah tercederai. Coba search di internat perihal pemberitaan sakitnya Menkes Endang.

Disebutkan, kanker paru-paru Menkes Endang tidak terdeteksi saat pertama kali diperiksa dokter saat pencalonannya sebagai Menteri Kesehatan. Benarkah? Hanya Menkes Endang dan dokter pemeriksanya yang tahu. Yang pasti, ketika penyakit itu dinilai sudah semakin 'mengganggu', proses penyembuhan sudah dilakukan. Sampai harus ke China untuk mencari pengobatan.

Apakah ada pengakuan dari Menkes Endang sendiri soal sakitnya? Tidak. Boleh-boleh saja dia tidak mengungkapkan. Apalagi, dia merasa mampu terus beraktivitas sebagai Menteri Kesehatan RI. Tapi jangan lupa, itu adalah keputusan subyektif Menkes Endang. Namun sebagai pertanggungjawaban moralnya pada masyarakat yang mempercayakan persoalan kesehatan padanya, apakah tidak lebih pas bila Menkes Endang mengungkapkannya.

Jadi siapa yang lebih memiliki 'bobot' kesalahan. Dokter yang merasa bertanggungjawab pada masyarakat, atau Menkes Endang yang menutupinya dari masyarakat?

07 February 2010

“Dukung Kebijakan Napza Yang Manusiawi di Jawa Timur”

Press Release

Problema penyalahgunaan Napza di berbagai daerah, bukan lagi sekedar masalah pelanggaran hukum semata. Melainkan telah menjadi masalah sosial yang krusial dan harus segera ditangani secara terpadu dan lintas sektoral. Dampak sosial yang terjadi, membutuhkan penanganan yang bersifat segera. Tidak saja penindakan terhadap para produsen, pengedar dan pecandunya, melainkan tindakan pencegahannya pun semakin meluas.

Tidak hanya di wilayah peredaran Napza, melainkan salah satunya penerapan rehabilitasi terhadap mantan pecandu agar tidak kembali ke kebiasaan lama sehingga secara efektif memutus mata-rantai dampak sosial pemakaian napza. Mereka yang menyalahgunakan Napza dapat memunculkan ancaman kesehatan yang serius bagi diri sendiri, keluarga, maupun masyarakat.

Mereka juga merupakan ancaman bagi mereka sendiri dan keluarga karena menempatkan diri sendiri dan keluarga mereka dalam risiko kehancuran fisik, jiwa, dan keuangan. Sedangkan ancaman serius kepada masyarakat berkisar dari hilangnya produktivitas dan peluang ekonomi sampai kehancuran sosial dan ekonomi. Selain itu, penyalahguna obat dapat melakukan lebih banyak tindak kejahatan yang mengakibatkan kerugian ekonomi, cedera, dan kematian.

Melihat permasalahan tersebut di atas, maka perlunya pendekatan pengurangan dampak buruk dari penyalahgunaan Napza. Pendekatan ini bukan merupakan semata-mata persoalan teknis kesehatan. Lebih dari itu, merupakan upaya pengurangan dampak buruk Napza yang lebih bersifat struktural; Dikarenakan pengurangan dampak buruk, dalam praktek, mensyaratkan adanya pemahaman diantara para pembuat kebijakan publik.

Di dalamnya yang menyangkut kesehatan, hukum dan pemberdayaan masyarakat; Jangan sampai terjadi kesalahpahaman diantara Aparat Penegak Hukum yang akibatnya ditanggung oleh korban penyalahgunaan Napza. Kebijakan yang ditujukan untuk melindungi masyarakat dari peredaran dan produksi napza ilegal ternyata malah memenjarakan orang-orang yang seharusnya mendapat perlindungan.

Mereka yang mengidap HIV merasa terus didiskriminasi atau pengguna napza suntik terus berada dalam kelompok yang tersembunyi dan tereksklusi secara sosial. Perihal keadaan seperti ini harus dicegah dan tidak boleh terus menerus dilakukan pembiaran.

Atas dasar berbagai hal di atas, maka arah kebijakan yang selayaknya dikembangkan dalam mencegah/mengurangi peredaran napza, adalah penanggulangan dan penanganan korban napza didasarkan pada prinsip kemitraan, dengan melibatkan pemerintah, masyarakat dan keluarga, LSM dan organisasi yang berbasis komunitas.

Usaha penanggulangan peredaran napza haruslah didukung oleh proses penegakan hukum yang konsisten, berkeadilan, dan terpadu; dengan mempertimbangkan perbedaan status antara pengedar dengan warga masyarakat yang menjadi pengguna (korban). Dan didasari oleh adanya pengertian dan kesadaran bersama bahwa ancaman napza ini sudah menjadi masalah kemasyarakatan yang menjadi tanggungjawab bersama dengan segenap komponen masyarakat.

Komitmen semua pihak menjadi basis utama usaha penanggulangan dan penanganan korban napza ini dengan melakukan upaya mengurangi dampak buruk penyalahgunaan Napza melalui program rehabilitasi; pengobatan ketergantungan napza; penyediaan layanan kesehatan termasuk peralatan kesehatan; layanan informasi dan pendidikan pengurangan dampak buruk penyalahgunaan napza.

*Disampaikan dalam Kampanye dan Hearing Tertuju ke DPRD Prov Jatim, 8 Februari 2010 Pkl 11.00 WIB

02 February 2010

Siswa Lokalisasi Galang Koin Cinta untuk Bilqis

Press Release

Penderitaan yang dialami oleh Bilqis Anindya Passa, bayi berusia 17 bulan penderita Atresia Billier alias saluran empedu tidak terbentuk ini disikapi oleh para siswa TK-SD-SMP Bina Karya, Surabaya. Selasa (2/2) pagi, 700an siswa yang bersekolah di tengah-tengah kompleks lokalisasi Tambak Asri ini menggelar aksi solidaritas bertajuk “Koin Cinta untuk Bilqis”.

Sebagai bentuk solidaritas, perwakilan siswa menggalang dana dengan memasuki satu persatu ruang kelas. Sebelum mengedarkan kotak sumbangan, Kepala Sekolah TK-SD Bina Karya, Dra. Sudarwati Rorong, MM, menjelaskan tentang pentingnya arti berbagi.
“Kalian sudah tahu kan berita tentang adik Bilqis? Nah, saat ini, kita akan membantu adik Bilqis dengan cara menyumbang koin yang kalian miliki. Untuk itu, tolong sisihkan sedikit uang saku kalian untuk membantu adik Bilqis,” kata Sudarwati dihadapan anak didiknya.

“Berapa pun jumlah yang kalian sumbang, dapat sedikit membantu penderitaan adik Bilqis. Apalagi biaya yang diperlukan adik Bilqis untuk operasi sangat besar lo, anak-anak, yakni Rp.1 milyard,” seru Sudarwati, yang juga anggota DPRD Surabaya dari Fraksi Partai Damai Sejahtera ini. Usai memberikan penjelasan, doa bersama untuk kesembuhan Bilqis pun dipanjatkan. Setelah itu, baru kotak sumbangan diedarkan keliling ke masing-masing siswa. “Saya nyumbang seluruh uang saku saya hari ini,” kata Wati, siswa kelas 5 SD.

Hal senada juga diungkapkan Iwan. Bahkan siswa kelas 6 ini rela tidak jajan pada waktu jam istirahat. “Semua demi adik Bilqis. Karena saya teringat adik saya yang juga seumuran dengan Bilqis,” katanya terisak.

Sementara itu, Daniel Lukas Rorong, humas dan koordinator aksi, mengatakan, selain doa untuk kesembuhan Bilqis serta penggalangan dana, siswa TK Bina Karya juga punya aksi solidaritas yang unik. Mereka mewarnai gambar Bilqis yang sedang tergolek lemah saat perawatan di salah satu rumah sakit di Jakarta.

“Ini sebagai bentuk cinta para siswa TK kami terhadap penderitaan adik Bilqis. Dan semoga dengan hasil karya dari para siswa TK kami ini, dapat menjadi obat tersendiri buat kesembuhan adik Bilqis,” ujar Daniel. Dikatakan Daniel, selanjutnya hasil dari penggalangan dana yang terkumpul sebesar Rp.505.500,- akan dikirimkan langsung (ditransfer) ke rekening koin cinta untuk Balqis di Jakarta.

“Sementara hasil karya dari para siswa TK kami, akan kami kirimkan via pos ke alamat Bilqis di posko pusat Koin Cinta Bilqis di Kramat Sentiong Mesjid No. E 87 F Rt.007 Rw.06 Jakarta Pusat 10450,” ungkap Daniel yang juga aktifis sosial ini.