11 December 2008

Catatan Kesetiaan..

Mungkin, hal kesetiaan adalah hal paling naif yang pernah ada. Karena selain ukurannya selalu tidak jelas dan selalu memiliki subyektifitas tinggi, kesetiaan juga mengabaikan nilai-nilai yang bisa jadi menjadi kebenaran mayoritas. Bahkan, seorang kawan dengan tegas menggarisbawahi, kesetiaan sebagai the biggest bullshit in this world! Bisa jadi benar. Tapi tetap saja, kesetiaan asyik untuk dibicarakan. Dalam ranah itulah tulisan ringan ini dibuat.

Pembelajaran kesetiaan pertama yang hampir semua orang rasakan, adalah setia pada kehidupan. Sejak pertama kali bernapas, tanpa disadari setiap orang sudah mendeklarasikan diri setia pada kehidupan. Bahkan, tanpa disadari juga, orang-orang yang berada di sekitar kita pun membantu kita (yang masih berbentuk orok), untuk setia pada Kehidupan. Membantu mengeluarkan air ketuban, memukul pantat hingga tangisan terdengar. Oekkkk.. artinya saya setia pada kehidupan! Sayangnya, ada juga yang tidak beruntung. Saat kita berusaha setia pada kehidupan, justru dibuang di tong sampang, atau dicampakkan di lubang semut.


Tiba-tiba, kehidupan terus berjalan. Saat itulah kesetiaan diuji. Ada luka saat pertama melangkah, ada nilai mata pelajaran yang jeblok, ada keperawanan yang dirampas secara paksa (atau tidak terpaksa, tapi kemudian ditinggalkan orang perampasnya), ada pasangan yang menyeleweng, ada bos yang busuk (tidak menghargai buruh, semena-mena),..banyak hal. Kesetiaan pada kehidupan diuji secara berulang-ulang. Mau tidak setia pada kehidupan? Gampang saja. Banyak cara! Silahkan pilih. Pisau, pecahan kaca, tali tambang, gedung bertingkat, racun tikus, obat nyamuk cair, you name it! Semua bisa digunakan untuk mengakhisi kehidupan.

Bagi yang sampai saat ini masih setia dengan kehidupan, jangan senang dahulu. Karena ujian terhadap kesetiaan itu terus diuji. Terus, tidak bisa dan tidak akan pernah berhenti. Mungkin detik ini bisa setia, namun sedetik kemudian ada keinginan untuk tidak setia. Kalau selamat hari ini, mungkin besok tidak setia dengan kehidupan. Minggu ini, bulan ini, tahun ini,..terus ketidaksetiaan pada kehidupan mengancam. Hehe,..kalau takut membaca terus tulisan ini, atau terinspirasi untuk mengakhiri kehidupan, silahkan saja.

Bagi saya, kesetiaan penting untuk diingat. Saya tergolong orang yang setia. Setia kepada apa saja yang ada di depan mata, apa yang saya rasa, apa yang saya benci, apa yang sembah,.. semuanya. Saya orang yang setia pada apapun! Saya percaya, kesetiaan itu yang akan membangunkan saya di kemudian hari. "Bangun Iman,..saya "rasa benci" yang setia ada di dirimu, apa yang bisa saya bantu?" tanya suatu saat. "Hai benci, kamu kelihatan cantik hari ini, baru mandi? Bla,..bla,.." tanya saya. Percakapan tidak penting pun meluncur.

Maaf,..tulisan ini tidak selesai.
Baru saja, sebuah kesetiaan telah berakhir.
Kesetiaan pada tulisan ini tentu saja..


Surabaya, 11 Desember 2008
jam 7 malam

2 comments: