16 September 2007

Masihkah harus berpuasa?

Jujur saja, masih banyak di antara kita yang terpaksa “membunuh” keberanian untuk mengakui betapa berat sebuah peribadatan bernama puasa. Juga, tidak banyak yang mengatakan dengan terbuka bahwa kedatangan Ramadhan selalu dibarengi kegalauan. Terbayang di kepala beratnya proses menahan rasa lapar sepanjang siang, sambil terus mengerjakan aktivitas sehari-hari yang seakan tidak pernah bertoleransi.

Padahal, disadari atau tidak, Tuhan sebagai yang Maha Tahu pasti mengetahui, bahwa bagi manusia, puasa yang dalam Al Quran Surat Al Baqarah 183 ditetapkan sebagai kewajiban itu adalah peribadatan yang berat. Jadi, atas nama kejujuran, mungkin tulisan ini bisa mewakili perasaan jujur umat Muslim yang menilai puasa sebagai ritual yang berat. Jadi, masihkah harus berpuasa?

Inilah uniknya. Bila dimaknai sebagai ritual menahan lapar dan dahaga, puasa memang memberatkan. Namun, semua beban yang menggantung itu kemungkinan bisa sirna bila dilihat dari side effect yang kemungkinan bisa terjadi. Salah satunya adalah persoalan kesehatan. Memang ini sangat personal, apalagi derajat kesehatan bisa berbeda-beda. Plus, kesadaran atas kesehatan pun beragam.

Kalau hal kesehatan masih tidak cukup menjadi alasan, mungkin prespektif memunculkan solidaritas pada masyarakat miskin dengan “berpartisipasi” seperti mereka, bisa menjadi alasan. Dengan cara tidak makan dan minum, secara praktis bisa dilihat sebagai upaya untuk “menjadi” miskin. Dalam bahasa sederhana, apa yang kita rasakan saat berpuasa itu juga yang dirasakan oleh orang miskin.

Kalau itu belum cukup juga, mungkin puasa bisa dipandang sebagai langkah strategis berhemat. Bayangkan saja, berapa banyak uang makan siang, plus uang “jajan” lain, yang bisa kita simpan ketika kita bisa berpuasa di siang hari. Memang, usai berpuasa tidak lantas bisa membuat kita menjadi kaya raya, paling tidak ada “uang lebih” yang bisa kita manfaatkan untuk keperluan lain.

Kalau tiga hal itu memang belum cukup menjadi alasan berpuasa, mungkin alasan terakhir ini bisa diperhitungkan. “Barang siapa berpuasa Ramadhan dengan iman dan sesungguhnya maka diampunilah dosa-dosanya (yang kecil) yang telah berlalu,” kata Abu Hurairah, menirukan ucapan Muhammad SAW. Sepertinya, alasan terakhir ini paling cocok untuk orang yang tidak lepas dari dosa,..seperti kita-kita,..hehe.

Jadi, masihkah harus berpuasa?

No comments:

Post a Comment