04 April 2007

Jalan Mundur Dalam Hawa Panas Menolak Papernas

Menyimak dialog di SCTV berjudul Kiri Baru Ancaman Atau Bukan, Rabu(4/4) malam antara Alfian Tanjung (Presidium Komando Anti Komunisme) dan Dita Indah Sari (Papernas), ditemani dua pembicara lagi, seperti menyeret memori otak menuju tahun 1996. Ketika Partai Rakyat Demokratik (PRD) menjadi buah bibir karena ke-kiri-annya.

Di tahun itu juga, PRD dan underbownya, seperti Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID), Serikat Tani Nasional (STN), Jaringan Kebudayaan Rakyat (Jaker) dll, menjadi makhluk "mengerikan" dan aktivisnya menjadi target penangkapan. Berbagai tudingan seakan menjadi cap yang tak terhapuskan. Namun dalam rangkaian sejarah bangsa ini, semua tuduhan itu bagai lukisan di atas air, segera hilang. Hmmm...mengapa sejarah kembali berulang. Tuduh menuduh menjadi cara instan penyelesaian..

*artikel ini sengaja tidak saya selesaikan. Saya terlalu muak dengan kebodohan yang terus berulang.

1 comment:

  1. Sejarah berulang, karena apa yang tertinggal saat kini adalah masih apa yang dulu dilawan dan membodohi kita dengan kuasanya.

    Ini bukan jalan mundur, tapi jalan maju yang belum menemukan pintu keluarnya. Pernah di masa silam jalan keluarnya adalah banjir darah rakyat sendiri....

    ReplyDelete